Diperikaan 20 persen kepala SDN kosong dari jumlah SDN 558 yang ada di Ponorogo. Sehingga harus dijabat oleh pelaksana tugas (Plt).
Nurhadi Hanuri Kepala Dindik Ponorogo mengatakan, jumlah SDN di Ponorogo yakni 558. 20 persen diantaranya, atau sekitar 111 SDN dijabat pelaksana tugas (Plt).
“Karena fluktuatifnya kepala sekolah ada yang pensiun, kita mengusulkan agar supaya terisi,” imbuhnya.
Fluktuasi kekosongan kepala sekolah selalu terjadi setiap tahun. Khususnya setelah ditinggal pensiun pejabat yang bersangkutan. Sementara, entah apa alasannya, para guru seperti ogah-ogahan ikuti seleksi jabatan tersebut.
“Sekarang itu lebih mudah lagi, lewat guru penggerak sebenarnya sudah selesai sebenarnya,” terangnya.
Sejumlah program telah dikeluarkan Dindik Ponorogo mendongkrak antusiasme guru menjabat sebagai kepsek. Salah satunya, merekomendasikan penempatan di wilayah masing-masing. Hingga mendorong pengajar ikuti program guru penggerak yang menjadi salah satu pintu masuk jabatan kepsek.
Banyaknya SDN yang dijabat Plt kepsek, kata Nurhadi, dikhawatirkan menurunkan kualitas layanan pendidikan. Pasalnya mereka harus merangkap dalam memimpin SDN lain. (yd/ab)
