Petani yang Sawahnya Tadah Hujan, Mulai Was-was Hujan Turun Lagi

Cuaca yang tidak menentu saat ini berdampak pada pertanian khususnya tanaman jagung di Ponorogo. Pasalnya rata-rata areal persawahan di Ponorogo merupakan lahan tadah hujan, sementara hingga di pertengah bulan Desember ini, hujan belum kunjung turun. 


Padahal prakiraan cuaca BMKG bulan Desember sudah mulai turun hujan. Namun kenyataannya hingga saat ini masih jarang turun hujan. Sehingga petani yang sudah menanam sejak akhir November lalu harus mengeluarkan biaya produksi untuk mengairi persawahan mereka. 

Kabid tanaman pangan dan hortikultura Dipertahankan, Tri Budi Widodo mengakui setidaknya ada 30 persen lahan persawahan yang ditanami jagung terdampak ikut terdampak. Persawahan ini tersebar di Sambit, Slahung dan Bungkal. Masih kata Tri Budi, rata-rata yang lahannya belum ada sibel nya mengandalkan dari air hujan. 

Akibat nya, daun jagung pun mulai banyak yang layu. Sehingga petani diperkirakan akan merugi. Namun untuk sawah yang ditanami padi, dimana pengairannya mengandalkan sibel, dipastikan aman, meski biaya produksi nantinya akan bertambah. Apalagi kata Tri, padi yang ditanam bulan September saat ini sudah memasuki musim panen.