Jelajah

Jembatan Kedung Blimbing Jadi Jalur Alternatif Pemdes Tanjung Sari Jenangan Ketar-ketir

Pemerintah Desa Tanjung Sari Jenangan ketar-ketir dengan keberadaan jembatan Kedung Blimbing desa setempat. Pasalnya intensitas pemakaian jembatan penghubung dua desa itu oleh pengguna jalan meningkat tajam.

Warga Nglayang dan desa-desa sekitarnya seperti Paringan, Wates, dan Pomahan, banyak yang ke kota lewat jembatan tersebut, begitu juga sebaliknya.

“Jembatan itu terletak di Desa Tanjungsari, penghubung antara Desa Tanjungsari dengan Nglayang, ini mencuat karena ada perbaikan jalan jalur Jenangan – Ngebel, sehingga warga masyarakat melalui jalur alternatif salah satunya jembatan Kedung Blimbing,” kata Zaenur Rofiki Kepala Desa Tanjungsari

Pihaknya takut jembatan tersebut tak muat, pasalnya saat pembangunannya sifatnya sementara dengan perhitungan bisa dilewati sekitar 30 hingga 40 pengguna jalan sehari.

Jika sekarang ada kenaikan 3 kali lipat, jembatan dengan lebar 2 meter dan panjang 11 meter tersebut tidak kuat. Apalagi ‘gladakannya’ hanya terbuat dari balok kayu. Kemarin sempat dilakukan pengecekan, gladakan kayu itu sudah banyak yang rapuh karena usianya sudah 6 tahun.

Dijelaskan jembatan Kedung Blimbing roboh pada tahun 2017 lalu. Karena anggarannya cukup besar, hingga saat ini belum ada tanda-tanda dibangun lagi oleh Pemkab. Tahun 2018, pemdes bersama warga akhirnya sepakat membangunkan jembatan darurat yang bertahan hingga saat ini.

Pihaknya sudah minta rekanan pelaksana proyek jalan jenangan ngebel untuk membuka akses jalan untuk kendaraan roda dua. Sehingga tidak ada penumpukan arus lalu lintas di jembatan Kedung Blimbing. (rl/ab)