Meski prospek bertanam jagung manis masih menjanjikan karena harganya bagus, namun Dinas pertanian ketahanan pangan – Dipertahankan Pemkab Ponorogo tak berani minta para petani beralih ke jagung manis.
Pasalnya, pasar jagung manis selama ini masih sedikit dan hanya kalangan tertentu. Berbeda dengan jagung biasa yang pasarnya lebih luas dan jelas. Tri Budi Widodo, Pengawas Mutu Hasil Pertanian – PMHP menjelaskan, sebenarnya semua daerah ada area lahan yang ditanami jagung manis, namun tidak luas.
Mereka yang bertanam, rata-rata sudah memiliki kemitraan dengan pengusaha. Pasalnya jagung manis paling cocok dikonsumsi untuk sayuran sehingga harus segar.
Jika dijual pun dalam bentuk per biji bukan per kg seperti jagung biasa. Diakui jika harga jagung saat ini murah karena over produksi dan kualitas yang kurang bagus karena cuaca. Sementara petani jagung manis di Ponorogo banyak dijumpai di wilayah Badegan dan Mlarak.
Informasi yang diperoleh gema surya untuk harga jagung manis di pasaran saat ini mencapai Rp 9000 rupiah per kg, sedangkan harga jagung biasa hanya di kisaran Rp 2500 per kg.
