60 Persen Populasi Sapi Perah di Desa Banjarrejo Terserang PMK, Para Petani Kehilangan Penghasilan

Serangan penyakit mulut dan kuku (PMK), nyaris menghancurkan perekonomian para peternak sapi. Di Desa Banjarejo Pudak misalnya, 60 persen lebih populasi sapinya terserang penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Akibatnya sapi perah tersebut tidak lagi menghasilkan susu sehingga para peternak rugi ratusan juta rupiah.


Nuryadi, Ketua Kelompok Susu Sumber Kamulyan mengatakan, hampir 95 persen warga Banjarejo mengandalkan penghasilannya dari susu sapi perah. Sudah ada perusahaan yang menampung produksi susu sapi di wilayah Pudak. Hanya saja sejak ada penyakit tersebut, susu tidak bisa lagi dikirim karena sudah mengandung obat antibiotik.

Hanya peternak yang sapinya bebas PMK saja yang bisa mengirim susu, tapi jika dalam satu kandang ada satu yang terkena, sudah tidak bisa lagi. Dirinya sendiri rugi ratusan juta mengingat dari 22 ekor sapi perah yang dimiliki, semuanya kena PMK. Praktis sudah tak ada lagi penghasilan karena tidak bisa setor susu lagi. Padahal setiap hari juga harus mengeluarkan biaya perawatan bagi sapi yang sakit.

Ditambahkan populasi sapi di wilayahnya ada sekitar 485 ekor, di mana kelompok tani Sumber Kamulyan memiliki 121 anggota. Jika tak ada serangan PMK, setiap hari ,mampu menghasilkan 4.500 liter susu, tapi kini tinggal 2.000 liter saja.

Harapannya selain bantuan obat-obatan untuk sapi yang sakit, Pemerintah juga memberikan bantuan pemilihan ekonomi kepada peternak. Untungnya pihak Perbankan memberikan keleluasaan pembayaran hutang hingga 6 bulan kedepan. (rl)