Satu Harga Migor Sulit Direalisasikan di Pasar Tradisional
Pemberlakuan satu harga Minyak goreng (Migor), nampaknya sulit direalisasikan di pasar tradisional. Hal ini karena merk terkenal lebih memilih toko modern ketimbang pasar tradisional. Meski sudah dilakukan penarikan stock minyak goreng dengan harga lama, namun belum dikirim kembali minyak goreng dengan harga yang dianjurkan pemerintah. Alih-alih mengikuti harga 14 ribu per liter, pedagang pasar tradisional hanya bisa menjual dengan harga lama tapi stok terbatas. Saat ini harga di pasar tradisional ada di kisaran 19-20 ribu rupiah.
Menurut Didin, salah satu pedagang pasar tradisional, jika distributor memberikan stok ke pasar dengan harga sesuai anjuran pemerintah, maka pedagang pun akan mengikuti. Namun sayangnya distributor lebih banyak yang memilih ke toko modern.
Lanjutnya, Sempat ada distributor merk tertentu yang masuk ke pasar tradisional dan bisa dijual dengan harga anjuran pemerintah, namun cepat habis karena jatahnya ke pedagang hanya sedikit. Semisal pedagang kulakan dari toko besar, jumlahnya dibatasi dan tentunya harga jual lebih dari Rp 14 ribu. Untuk sementara waktu pedagang pasar tradisional hanya bisa pasrah menjual dengan harga mahal meski banyak pembeli yang protes.
Sementara menurut pantauan pedagang pasar, Sejauh ini belum ada operasi pasar, berdasarkan pengalaman sebelumnya pelaksanaannya selalu mendadak, termasuk pemberlakuan harga Rp 14 ribu diakui pedagang tidak ada sosialisasi sama sekali dari dinas terkait .