AdvertorialJelajah

Kampung Zakat Terpadu Pohijo Sampung, Lirik Mendong Untuk Usaha Produktif Warga

Pasca dijadikannya Kampung Zakat terpadu oleh Kantor kementrian agama Ponorogo,  Desa Pohijo Sampung akan semakin produktif. Ekonomi dan sumber daya manusia terus dikembangkan melalui berbagai pelatihan-pelatihan. Salah satunya adalah melirik tanaman mendong untuk usaha produktif warga. Kebetulan di Pohijo Sampung, tanaman jenis rumput itu masih banyak ditemukan. Masih ada sejumlah petani yang bertahan menanam mendong yang mulai langka tersebut.

Ifrotul Hidayah, koordinator pelaksana program mengatakan ada sekitar 50 an warga yang dilatih dimana mereka terdiri dari petani, pengrajin dan pemasaran. Pihaknya melibatkan instansi terkait dalam hal ini Petugas Penyuluh Lapangan ( PPL ) dinas pertanian sebagai pendamping untuk budidaya tanaman mendong. Pelatihan yang dimulai sejak Kamis, 23/09/2021 disambut dengan antusias oleh warga.

Kampung zakat terpadu sendiri menggandeng 14 lembaga yang bergerak di bidang amil zakat seperti Baznas, LazisMU, LazisNU, LAZ waqof Unida, hingga salah satu pondok pesantren. Mereka bersatu dalam pengelolaan zakat untuk sama-sama disalurkan ke warga desa Pohijo Sampung untuk waktu satu tahun. Banyak hal yang menjadi titik perhatian dari kampung zakat terpadu tersebut yakni pemberdayaan ekonominya, kemudian pengembangan sumber daya manusianya, bahkan soal pendidikan agama.

Sementara ustadz Mufti,ketua LAZ waqaf Unida Gontor mengaku program tersebut sangat bermanfaat dalam pemberdayaan ekonomi umat. Sebab ada 3 aspek yang digarap dari pengolahan hingga pemasarannya. Apalagi tanaman mendong kabarnya hanya ada di desa Pohijo Sampung dan sempat menjadi icon pada masanya. Karenanya akan digarap kembali menjadi usaha produktif masyarakat apalagi banyak destinasi wisata di wilayah Sampung. Jika program tersebut berjalan, maka pihaknya siap mendukung hingga sukses. Tanaman mendong yang awalnya hanya dibikin anyaman tikar ternyata bisa dijadikan berbagai kerajinan seperti tas,dompet, pigura, sandal hotel, vas bunga dan masih banyak lagi. Untuk pemasaran diserahkan ke karang taruna dimana sebelumnya mereka dilatih soal IT untuk pemasaran via online.

Nur Kholis, PPL pendamping desa Pohijo Sampung mengatakan pihaknya bersyukur kampung zakat terpadu melirik tanaman mendong, padahal nyaris punah. Pohijo Sampung satu-satunya desa yang masih memiliki tanaman purun tikus itu, meski luasannya tidak sampai satu hektar. Itupun ditanam petani di pinggir sungai. Karenanya dengan adanya pelatihan itu, akan semakin banyak petani yang bertanam mendong. Pihaknya yakin budidaya mendong masih sangat prospektif jika digarap serius dimana semua komponen terlibat. Dari bahan baku yang melimpah, pengrajin yang kreatif dan inovatif serta pemasaran yang handal.