Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Ponorogo dari sejak 2 tahun terakhir mengalami kenaikan. Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik Ponorogo di tahun 2018 IPM Ponorogo mencapai 69,91 dan selanjutnya pada tahun 2019 mencapai 70,56 atau mengalami kenaikan sekitar 0,93 persen.
Siwi Harini Kepala BPS Ponorogo mengatakan dengan adanya peningkatan angka IPM dari 69,91 menjadi 70,56 di tahun 2019, secara otomatis mengubah klasifikasi Kabupaten Ponorogo dari Kabupaten berkategori IPM Sedang menjadi Kabupaten berkategori IPM TINGGI. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah.
Selain itu, IPM juga merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran Kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). IPM ini penting serta merupakan data strategis karena digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.
Siwi Harini mengungkapkan bahwa untuk mengukur IPM ada tiga komponen pembentuk yaitu kesehatan, pendidikan dan pengeluaran perkapita. Pada komponen kesehatan, ditandai dengan umur harapan hidup. Di Ponorogo, pada tahun 2019 umur harapan hidupnya mencapai 72,65 tahun. Kemudian, ada dua komponen dalam pendidikan yaitu rata – rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. Pada tahun 2019 Ponorogo mempunyai rata – rata lama sekolah sekitar 7,21 tahun. Jika dikalkulasi, jenjang pendidikannya mencapai kelas dua SMP. Sedangkan harapan lama sekolah di angka 13,72 tahun atau jika dikalkulasi bisa mencapai jenjang pendidikan hingga Diploma 1. Masih kata Siwi adapun, komponen pembentuk IPM yang ketiga adalah pengeluaran rata – rata perkapita yang diketahui sebesar 9,88 juta rupiah per tahun.
Sementara itu ketika debat publik minggu malam data dari pasangan calon bupati Sugiri Sancoko Lisdyrita mereka mengklaim data IPM ponorogo dibawah Madiun, Ngawi dan Trenggalek. Sedangkan menurut pasangan bupati Ipong Muchlissoni – Bambang Tri Wahono mengklaim trend IPM selama 4 tahun terakhir mengalami kenaikan.
