Skip to content
Gema Surya FM

Gema Surya FM

Inspiratif, Akurat

Berita Terkini

  • Pengantaran Terlambat, SDMT Ronowijayan Hentikan Sementara Program MBG
  • 76 Pemilih Warga Ponorogo Berusia di Atas 100 Tahun di Coktas
  • Sensasi Pecel Ayam Lodho, Inovasi Kuliner Khas Ponorogo
  • Galakkan Lagi Bahasa Jawa di Sekolah, untuk Pendidikan Karakter
  • Helm KYT Kyoto Raib di Teras Rumah Warga Bangunrejo Sukorejo
Primary Menu
  • Home
  • Station Info
    • Profile
    • Data Teknik
    • Tarif Iklan
  • News
  • Podcast
  • Live Stream
  • Kontak
ON AIR
  • Home
  • 2020
  • Oktober
  • 30
  • Dengan Bensin dan Burung Hantu, Cara Efektif untuk Mengendalikan Hama Tikus
  • Headline
  • Jelajah

Dengan Bensin dan Burung Hantu, Cara Efektif untuk Mengendalikan Hama Tikus

Gema Surya FM Jumat 30 Oktober 2020 | 09:03 WIB
bensintikus
Bensin sebagai racun tikus / Foto : Ilustrasi

Hama tikus benar-benar menjadi musuh bagi para petani karena tikus ini bisa menyerang di hampir semua tanaman. Seperti serangan hama tikus di Desa Ketonggo Bungkal yang terjadi hampir satu tahun, bukan hanya padi tikus juga doyan menyerang jagung kedelai atau tanaman-tanaman lainnya. Suwarni Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)  Pertanian Ponorogo mengatakan jika memang hama tikus ini perlu penangan khusus untuk memutus rantai agar tidak berkelanjutan.

Suwarni mengatakan salah satu cara yang paling efektif adalah dengan cara menggunakan racun dari pertalite atau bensin, hal ini sudah dilakukan oleh petani di Jember, di sana mengendalikan tikus dengan memberikan bensin pada liang-liang yang ditempati tikus, setelah liang diberikan bensin atau pertalite kemudian liang itu ditutup agar racun bekerja/ kemudian 5 menit berselang tikus-tikus tersebut mati.

Sementara untuk pengendalian ekosistem agar tetap terjaga cara lain yang bisa digunakan adalah dengan cara menggunakan burung hantu. Di Ponorogo sendiri sudah ada 93 pagupon untuk tempat tinggal burung hantu, karena jika hanya mengandalkan umpan atau racun tidak akan selesai, dan keseimbangan lingkungan akan mati.

Bagikan :
        

Continue Reading

Previous: Mloko Sewu Pasang Target 5000 Pengunjung Pada Long Weekend
Next: Libur Panjang, Peningkatan Penumpang di Seloaji Tak Sesuai Prediksi

Related Stories

mbg
  • Headline
  • Jelajah

Pengantaran Terlambat, SDMT Ronowijayan Hentikan Sementara Program MBG

Gema Surya FM Sabtu 27 September 2025 | 12:34 WIB
DPT
  • Jelajah

76 Pemilih Warga Ponorogo Berusia di Atas 100 Tahun di Coktas

Gema Surya FM Sabtu 27 September 2025 | 11:57 WIB
Bhs jw
  • Jelajah

Galakkan Lagi Bahasa Jawa di Sekolah, untuk Pendidikan Karakter

Gema Surya FM Sabtu 27 September 2025 | 11:49 WIB

Dengarkan siaran Gema Surya FM melalui live streaming dan simak berita-berita terkini Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya
  • Profile
  • News
  • Tarif Iklan
  • Live Streaming
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Babadan
  • Badegan
  • Balong
  • Bungkal
  • Jambon
  • Jenangan
  • Jetis
  • Mlarak
  • Kauman
  • Ngebel
  • Ngrayun
  • Ponorogo
  • Pulung
  • Sambit
  • Sawoo
  • Sampung
  • Siman
  • Slahung
  • Sooko
  • Sukorejo
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.