Skip to content
Gema Surya FM

Gema Surya FM

Inspiratif, Akurat

Berita Terkini

  • Pengantaran Terlambat, SDMT Ronowijayan Hentikan Sementara Program MBG
  • 76 Pemilih Warga Ponorogo Berusia di Atas 100 Tahun di Coktas
  • Sensasi Pecel Ayam Lodho, Inovasi Kuliner Khas Ponorogo
  • Galakkan Lagi Bahasa Jawa di Sekolah, untuk Pendidikan Karakter
  • Helm KYT Kyoto Raib di Teras Rumah Warga Bangunrejo Sukorejo
Primary Menu
  • Home
  • Station Info
    • Profile
    • Data Teknik
    • Tarif Iklan
  • News
  • Podcast
  • Live Stream
  • Kontak
ON AIR
  • Home
  • 2025
  • Agustus
  • 11
  • Pendapat Pengamat Politik Ponorogo Terkait Fenomena Pengibaran Bendera One Piece di Moment Hari Kemerdekaan RI
  • Jelajah

Pendapat Pengamat Politik Ponorogo Terkait Fenomena Pengibaran Bendera One Piece di Moment Hari Kemerdekaan RI

Gema Surya FM Senin 11 Agustus 2025 | 12:00 WIB
OPO

Fenomena pengibaran bendera Jolly Roger, simbol bajak laut dari anime Jepang One Piece, pada momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Tak terkecuali dari kalangan akademisi dan pengamat politik.

Salah satunya datang dari Ayub Dwi Anggoro, Ph.D, pengamat politik sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO). Ia menilai pengibaran bendera tersebut bukan sebagai tindakan makar, melainkan bentuk ekspresi sosial dari generasi muda, khususnya Gen Z.

“Fenomena ini harus dilihat sebagai bentuk refleksi terhadap kondisi sosial dan politik saat ini. Bukan untuk ditanggapi dengan kekerasan atau intimidasi, melainkan dibuka ruang diskusi untuk menampung aspirasi masyarakat,” ujar Ayub saat diwawancarai di kampus UMPO.

Menurut Ayub, pengibaran bendera bajak laut ini merupakan bentuk protes simbolik atas ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah. Ia mengingatkan bahwa generasi muda saat ini memiliki cara unik dalam menyampaikan kritiknya.

“Mereka tidak sedang melakukan makar seperti yang dilakukan kelompok separatis atau organisasi terlarang. Ini adalah bentuk protes kreatif yang menunjukkan adanya keresahan,” jelasnya.

Ayub juga mengimbau agar pemerintah dan aparat penegak hukum tidak bertindak represif dalam merespons kejadian ini.

“Kalau dihadapi dengan cara-cara keras, justru berisiko menimbulkan gejolak yang lebih besar. Pendekatan persuasif dan dialog jauh lebih bijak dalam situasi seperti ini,” pungkasnya.

Bagikan :
        

Continue Reading

Previous: Aturan Mendapatkan Solar Diperketat Petani di Desa Wonoketro Pilih Tidak Tanami Lahan
Next: Satpol PP Tangkap Manusia Silver di Perempatan Jeruksing, Mengaku Tak Kuat Kerja karena Sakit

Related Stories

mbg
  • Headline
  • Jelajah

Pengantaran Terlambat, SDMT Ronowijayan Hentikan Sementara Program MBG

Gema Surya FM Sabtu 27 September 2025 | 12:34 WIB
DPT
  • Jelajah

76 Pemilih Warga Ponorogo Berusia di Atas 100 Tahun di Coktas

Gema Surya FM Sabtu 27 September 2025 | 11:57 WIB
Bhs jw
  • Jelajah

Galakkan Lagi Bahasa Jawa di Sekolah, untuk Pendidikan Karakter

Gema Surya FM Sabtu 27 September 2025 | 11:49 WIB

Dengarkan siaran Gema Surya FM melalui live streaming dan simak berita-berita terkini Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya
  • Profile
  • News
  • Tarif Iklan
  • Live Streaming
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Babadan
  • Badegan
  • Balong
  • Bungkal
  • Jambon
  • Jenangan
  • Jetis
  • Mlarak
  • Kauman
  • Ngebel
  • Ngrayun
  • Ponorogo
  • Pulung
  • Sambit
  • Sawoo
  • Sampung
  • Siman
  • Slahung
  • Sooko
  • Sukorejo
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.