
Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan tusuk sate di Kabupaten Ponorogo mengalami lonjakan yang signifikan. Inan, pengrajin tusuk sate Totokan Mlarak, mengaku penjualan meningkat drastis beberapa hari sebelum hari raya.
“Dalam sehari, saya bisa menjual hingga 8 kilogram tusuk sate dengan harga Rp14 ribu per kilogram,” ujar Inan. Namun, meski permintaan tinggi, Inan mengaku kesulitan memenuhi pesanan lebih banyak karena keterbatasan tenaga kerja.
Menurutnya, bahan baku bambu untuk membuat tusuk sate sebenarnya melimpah dan mudah didapat dengan harga sekitar Rp8 ribu per batang. Namun, proses produksi tusuk sate tergolong rumit dan memakan waktu cukup lama.
“Inilah yang membuat kami belum bisa memperbesar kapasitas produksi,” tambah Inan. Meski begitu, penjualan tusuk sate miliknya paling banyak berasal dari warga sekitar yang sudah mempercayai kualitas produk lokal ini.
Dengan semangat tradisi dan ketekunan, pengrajin tusuk sate di Ponorogo siap memenuhi kebutuhan masyarakat menyambut momen Idul Adha tahun ini.