Pengajar di salah satu pondok pesantren di Kediri, AH (36), nekat melompat dari kereta api Gajayana saat melaju kencang di atas Jembatan Kewek, Tukangan, Tegal Panggung, Danurejan, Yogyakarta, pada Sabtu malam, 1 Februari 2025. Diketahui, AH merupakan warga Desa Mojorejo, Jetis, Ponorogo.
Kepala Desa Mojorejo Jetis, Hermanto, mengonfirmasi bahwa warganya mengalami cedera serius akibat insiden tersebut. “Informasi dari pihak keluarga, AH akan menjalani operasi pada Senin, 3 Februari 2025, karena mengalami patah kaki dan bahu. Saat ini, ia dirawat di sebuah rumah sakit di Yogyakarta,” ujarnya.
Hermanto mengaku mendapat kabar dari pihak kepolisian tak lama setelah kejadian dan langsung mengonfirmasi kepada keluarga korban di Mojorejo. Menurut informasi yang diterima, AH dalam perjalanan ke Yogyakarta untuk menjemput istri dan anaknya di rumah orang tua mereka.
Saat kejadian, AH duduk di kursi Eksa-5/6D dalam perjalanan kereta api Gajayana relasi Kediri – Yogyakarta. Diduga, ia panik setelah merasa kereta telah melewati Stasiun Tugu Yogyakarta, padahal masih sekitar satu jam lagi sebelum tiba di tujuan.
“Kemungkinan besar ia tertidur lelap dan terbangun dalam keadaan panik, mengira stasiun tujuannya sudah terlewat. Akibatnya, ia memilih melompat dari kereta,” tambah Hermanto.
Diketahui, AH bekerja sebagai pengajar di sebuah pondok pesantren di Kediri dan biasanya hanya pulang ke Desa Mojorejo Jetis saat akhir pekan atau hari libur.