Meskipun program “Makan Bergizi Gratis” (MBG) telah menyasar sejumlah sekolah, ibu hamil, menyusui, dan balita, para petani sayur di wilayah Pudak masih belum dilibatkan dalam penyediaan bahan makanan.
Setidaknya itulah yang dirasakan Irwan Santoso, Kepala Desa Krisik, dimana pihaknya masih menunggu kepastian dari pemerintah terkait penggunaan produk lokal dalam program ini. Jika kabar tersebut benar, ia menyambut baik karena akan membantu menyerap hasil pertanian hortikultura di wilayahnya.
“Ya tentunya kalau nanti dalam program makan bergizi gratis nanti kami dilibatkan, insya allah kami akan sangat siap, kami juga akan memenuhi standar dari pada sayur itu sendiri” terangnya kepada gema surya Rabu (15/01)
Irwan menjamin sayuran dari Pudak memiliki kualitas tinggi dan memenuhi standar kesehatan, mengingat minimnya penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia. Ia juga mencontohkan keberhasilan program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) yang menggunakan sayuran Pudak tanpa kendala.
“Ya yang pengalaman kami masuk program bpnt, 20 kecamatan pun kita siap, sehingga jika kita benar dilibatkan dengan program makan bergizi gratis kita siap” tambahnya.
Menurut Irwan, Beberapa jenis sayuran yang diproduksi di Pudak meliputi kembang kol, sawi, wortel, buncis, cabai, kubis, dan bawang pre. Saat ini, harga sayuran mulai menunjukkan peningkatan. Harga kubis, misalnya, naik dari Rp2.000 menjadi Rp4.000 per kilogram, wortel dari Rp2.000 menjadi Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram, dan sawi mencapai Rp4.000 per kilogram. Namun, harga bawang pre justru turun, berkisar antara Rp3.000 hingga Rp4.000 per kilogram.