Sejumlah pedagang dan juragan sapi merasa kecewa saat mendatangi Pasar Hewan di Jetis Jumat 10 Januari 2025. Mereka tidak mengetahui bahwa pasar hewan terbesar di Ponorogo itu ditutup sementara mulai 8 hingga 21 Januari 2025. Akibatnya, mereka harus pulang meskipun telah membawa dagangan sapi.
Suyadi pedagang sapi asal Tajug Siman Ponorogo, mengaku tidak mengetahui penutupan sementara tersebut. Meski begitu, ia hanya bisa pasrah sembari berharap wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) segera berakhir dan harga sapi kembali normal. Suyadi mengakui bahwa wabah PMK sangat berpengaruh terhadap harga sapi. Penurunannya bahkan nyaris mencapai separuh.
“Sebelumnya harga sapi saya Rp16 juta, tapi gara-gara wabah PMK, hanya ditawar 8 juta,” ungkap Suyadi.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Disperdagkum Ponorogo, Okta Hariyadi, mengakui bahwa banyak pedagang kecewa karena tidak mengetahui adanya penutupan pasar. Mereka tidak hanya datang dari Ponorogo, tetapi juga dari luar daerah.
“Sebenarnya kami sudah melakukan sosialisasi dan pengumuman, namun mungkin belum merata,” jelas Okta.
Penutupan sementara aktivitas jual beli di pasar hewan bertujuan untuk menekan penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). Apalagi, sudah banyak sapi di Ponorogo yang sakit akibat virus tersebut.