Jelajah

Permintaan Droping Air Bersih Meningkat, Ponorogo Tanggap Darurat Kekeringan

Bencana kekeringan di Ponorogo berganti status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Pasalnya wilayah yang mengalami krisis air bersih semakin meluas dimana semakin banyak desa maupun dukuh yang minta droping air.

Agung Prasetyo Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD mengungkapkan Ponorogo sudah mengalami kekeringan ekstrim karena selama 65 hari wilayah kekeringan belum di guyur hujan.

Di bulan juni hanya dua titik yang mengajukan permintaan droping yaitu karangpatihan dan wates sehingga SK Bupati siaga darurat mulai diturunkan dengan durasi 90 hari.

Kemudian karena semakin meluas maka SK ditingkatkan menjadi tanggap darurat mulai 5 September hingga 3 November. Saat ini warga hanya mengandalkan bantuan dari BPBD dan relawan.

Dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini wilayah ponorogo yang mengalami kekeringan meningkat.