Jelajah

Produksi Kopi Di Banaran Pulung Turun 25%, Karena Tanaman Tidak Terawat

Produksi kopi di Desa Banaran Pulung turun 25 hingga 50 persen. Ini setelah tanaman kopi tidak bisa tumbuh secara optimal karena terganggu dengan rumput liar. Seperti disampaikan Meseri asal Desa setempat dimana rumput liar tersebut hampir menutupi semua tanaman kopi sehingga saat panen raya hasilnya sedikit, kondisi tersebut sebenarnya kesalahan petani sendiri yang kurang merawat tanaman yang dimilikinya.

“Ada hambatan pertumbuhan tanaman kopi. Karena terganggu rumput liar, karena tahun-tahun lalu harganya nggak menguntungkan, sehingga banyak yang dibiarkan” jelasnya saat dikonfirmasi gema surya Ahad (25/08).

Menurut Meseri tahun lalu harga kopi jatuh sehingga membuat petani malas memelihara tanamannya, akibatnya lahan ditumbuhi gulma, rumput dan ilalang yang berdampak pada produktivitas tanaman.

“Tidak dirawat maksimal karena harganya kurang bagus, untuk hari ini Alhamdulillah harganya bagus, namun hasilnya kurang maksimal” terangnya.

Dengan harga sekarang yang tinggi, petani mulai kembali merawat tanaman kopi dengan cara peremajaan, sehingga harapannya harga tetap bertahan seperti saat ini sehingga petani semangat.

Saat harga kopi anjlok, petani rugi karena biaya panen mahal, sementara menurutnya di Desa Banaran Pulung ada sekitar 15 hektar yang ditanami kopi di lahan milik perhutani.