Kenaikan Harga Telur Mulai Dikeluhkan Pengusaha Kue
Para penjual kue di Ponorogo mengeluhkan kenaikan harga telur. Pasalnya, kenaikannya benar-benar mencekik usaha mereka. Biasanya harga telur ayam di kisaran Rp 22 ribu per kilogram kini tembus Rp 30 ribu per kilogram.
Emi Atikah, Pembuat kue di Kadipaten, Babadan, mengaku kewalahan dengan kenaikan harga telur kali ini. Pasalnya biaya produksi dengan harga jual hanya berbanding tipis. Sebenarnya dirinya sudah memprediksi harga telur ayam akan naik jelang Natal dan tahun baru ( Nataru ) karena kebutuhan meningkat namun kenaikannya tidak fantastis seperti sekarang.
Kendati begitu dirinya juga tidak bisa serta-merta menaikkan harga kue. Pasalnya khawatir ditinggal para pelanggan. Padahal sehari saja bisa menghabiskan 5 hingga 20 kilogram telur di luar pesanan besar. Emy mengungkapkan bertahan dengan menggunakan harga kue lama meski bahan baku naik.
Dirinya khawatir kehilangan pelanggan daripada menaikkan harga. Emi juga mengungkapkan adanya Program Keluarga Harapan (PKH) juga membuat telur langka. Sebab, saat pembagian Bansos seperti itu telur masuk salah satu bantuan.
Sementara itu, penjual kue lain, Rizka Fahma warga Desa Nambak, Kecamatan Bungkal juga mengeluhkan hal yang sama. Dirinya tak ingin menaikkan harga kue. Meskipun resikonya untung sedikit asal pelanggan tidak kabur. Dirinya juga berharap harga telur segera stabil, minimal di angka Rp 22 ribu per kilogram. Selain itu berharap ada bantuan atau operasi pasar.