Skip to content
Gema Surya FM

Gema Surya FM

Inspiratif, Akurat

Berita Terkini

  • Helm KYT Kyoto Raib di Teras Rumah Warga Bangunrejo Sukorejo
  • 3 Calon Dewas dan Direktur Perumda Sari Gunung Ikuti Wawancara Final, Bupati yang Putuskan
  • Overstay, Warga Malaysia RBH yang Tinggal di Wotan Pulung Dideportasi
  • Usai Kasus Pembunuhan di Pomahan, Warga Resah Pelaku ODGJ Tak Bisa Diproses Hukum
  • Ribuan Bekali Anak Putus Sekolah dengan Keterampilan, Dindik Ponorogo Siapkan Program PKK
Primary Menu
  • Home
  • Station Info
    • Profile
    • Data Teknik
    • Tarif Iklan
  • News
  • Podcast
  • Live Stream
  • Kontak
ON AIR
  • Home
  • 2022
  • Juni
  • 20
  • Kematian Karena PMK Tinggi, Peternak Sapi Desa Krisik Pudak Mulai Kesulitan Cari Lahan untuk Kubur Bangkai
  • Headline
  • Jelajah

Kematian Karena PMK Tinggi, Peternak Sapi Desa Krisik Pudak Mulai Kesulitan Cari Lahan untuk Kubur Bangkai

Gema Surya FM Senin 20 Juni 2022 | 07:06 WIB
Kuburan Sapi
Makin banyak sapi yang mati di Pudak, masyarakat bingung soal kuburan sapi. (Foto/Erwan Santoso)

Sudah sedih menanggung kerugian ratusan juta rupiah karena sapinya mati terkena penyakit mulut dan kuku (PMK), kalangan peternak sapi di Desa Krisik Pudak mengaku sulit mencari lahan untuk mengubur sapi yang mati. Bagaimana tidak, jika setiap hari ada sapi yang mati bahkan dalam waktu dua hari kemarin ada 11 ekor.

Erwan Santoso, Kepala Desa Krisik mengatakan jumlah sapi yang mati mencapai  35 ekor. Untuk mengubur bangkainya juga tidak bisa dilakukan seorang diri harus meminta warga lainnya untuk membantu karena ukuran sapi besar. Membuat lubangpun juga tidak asal-asalan agar penyakit tidak menyebar.

Idealnya kuburan sapi tersebut letaknya jauh dari kandang. Tapi banyak peternak yang memiliki lahan kosong di sekitar kandang sehingga tak bisa berbuat banyak. Semestinya pemerintah daerah juga memikirkan solusi untuk pemakaman massal bangkai hewan yang kena PMK.

Dijelaskan serangan PMK diwilayahnya meluas dan jumlahnya semakin bertambah. Dari total 1.500 ekor populasi sapi perah di Desa Krisik, 800 ekor diantaranya sudah terinfeksi. Sapi yang kena PMK sudah tidak lagi menghasilkan susu karena sulit makan dan minum.

Untuk menghindari kerugian yang besar, ada sekitar 50 ekor sapi yang dipotong paksa di rumah pemotongan hewan (RPH) atas rekomendasi mantri kesehatan. Dagingnya masih bisa dikonsumsi dan dijual karena aman.

Adapun harga sapi di wilayahnya juga anjlok, hanya dihargai sekitar Rp4 juta hingga Rp5 juta saja. Padahal sebelumnya mencapai Rp25 juta per ekor. Petani hanya bisa pasrah dengan kondisi saat ini, padahal biaya perawatan tinggi sementara masih harus memikirkan biaya kebutuhan sehari-hari dan membiayai anak sekolah. (rl) 

Bagikan :
        

Continue Reading

Previous: Warga Geger Madiun Jambret di Babadan Tertangkap Warga
Next: Rusak Parah Warga Jalan Wilis Banyudono Kerja Bakti Lakukan Penambalan Jalan

Related Stories

fzs
  • Jelajah

3 Calon Dewas dan Direktur Perumda Sari Gunung Ikuti Wawancara Final, Bupati yang Putuskan

Gema Surya FM Jumat 26 September 2025 | 12:48 WIB
sd
  • Jelajah

Helm KYT Kyoto Raib di Teras Rumah Warga Bangunrejo Sukorejo

Gema Surya FM Jumat 26 September 2025 | 12:59 WIB
af
  • Jelajah

Overstay, Warga Malaysia RBH yang Tinggal di Wotan Pulung Dideportasi

Gema Surya FM Jumat 26 September 2025 | 12:06 WIB

Dengarkan siaran Gema Surya FM melalui live streaming dan simak berita-berita terkini Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya
  • Profile
  • News
  • Tarif Iklan
  • Live Streaming
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Babadan
  • Badegan
  • Balong
  • Bungkal
  • Jambon
  • Jenangan
  • Jetis
  • Mlarak
  • Kauman
  • Ngebel
  • Ngrayun
  • Ponorogo
  • Pulung
  • Sambit
  • Sawoo
  • Sampung
  • Siman
  • Slahung
  • Sooko
  • Sukorejo
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.