Disbudparpora Larang Ada Persewaan Getek di Telaga Sarean Ngadirojo Sooko
Dinas kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga (DISBUDPARPORA) langsung menindaklanjuti adanya kabar viral di media sosial, mengenai persewaan gethek untuk pengunjung di telaga Sarean Ngadirojo Sooko, OPD yang dipimpin Plt Bambang wibisono itu melakukan sidak ke lokasi untuk bertemu dengan Pemerintah Desa setempat dan pemilik persewaan getek.
Dari pertemuan tersebut hasilnya kata Bambang Hermawan Kabid destinasi dan pariwisata, ternyata persewaan getek itu hanya memanfaatkan moment ramainya pengunjung saat libur tahun baru 2021 kemarin, ada pengunjung yang penasaran ingin naik getek sehingga akhirnya pemilik mengantar mereka mengelilingi telaga sehingga sifatnya insidental, pasalnya keberadaan gethek itu sebenarnya untuk mencari pakan ternak saja oleh masyarakat sekitar. Kendati begitu, sebagai langkah antisipasi agar kasus itu tak berulang, pihaknya melarang getek itu tidak disewakan lagi dengan alasan keamanan.
Disinggung apakah telaga sarean sudah layak dijadikan destinasi wisata di Ponorogo kata bambang hermawan, sebenarnya potensial, namun untuk menjadi tempat wisata harus ada proses yang dilalui, salah satunya terkait kewenangan, sebab hingga saat ini lokasi tersebut menjadi wilayahnya bengawan Solo. Pihaknya juga belum melakukan pengamatan apakah air di telaga itu penuh saat musim hujan saja atau akan tetap stabil di musim kemarau, mengingat sepengetahuannya adanya air karena limpahan dari waduk Bendo, tapi jika warga ingin memanfaatkan moment ramainya pengunjung di lokasi itu untuk perekonomian dipersilahkan, misalnya berjualan, Pemerintah Desa juga bisa mengajukan proposal jika ingin mengajukan pengelolaan ke dinas pariwisata agar pihaknya bisa mencari solusi.
Secara terpisah Agus Suprianto, Kamituwo Desa Ngadirojo Sooko, menjelaskan jika telaga sarean seolah jadi wisata dadakan, karena air yang ada akibat limpahan bendungan. Adanya getek sudah lama, tapi dipergunakan untuk transportasi mencari pakan ternak, jika sempat ada inisiatif untuk menyewakan, karena banyak permintaan pengunjung yang ingin naik getek, sehingga ia tidak setuju jika di media sosial ada yang menyebut lokasi tersebut merupakan wisata ilegal, karena hingga saat ini memang tidak ada pengelolanya, pihak Desa bahkan belum memikirkan menjadikan lokasi itu sebagai destinasi wisata Desa.