
Pemerintah Desa Simo Slahung Ponorogo buka suara terkait sebuah postingan di media sosial yang menulis keluhan petani cabai yang tanamannya harus dibabat gara-gara lahannya digunakan untuk pendirian Koperasi Merah Putih.
Kepala Desa Simo Slahung, Bambang Mungkar menjelaskan tidak ada masalah apa pun antara desa, masyarakat dan petani, di mana sejauh ini suasana di desanya sangat kondusif. Lahan yang akan didirikan bangunan Koperasi Desa Merah Putih merupakan tanah bengkok kepala desa yang selama ini disewa warga untuk bercocok tanam.
Karena pihak desa memerlukan untuk pembangunan Koperasi Merah Putih, maka penyewa harus menyerahkan tanah tersebut. Itu pun sudah ada kesepakatan terkait ganti rugi. Apalagi luas area lahan yang digunakan untuk koperasi hanya 25 x 30 meter sehingga menurutnya tidak terlalu luas.
Justru yang menjadi keresahan masyarakat terkait pasca adanya Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi pesaing bagi mereka yang memiliki usaha kecil. Namun setelah diberikan sosialisasi bahwa keberadaan Koperasi Desa Merah Putih malah membantu perekonomian warga, mereka akhirnya paham dan menerima.
Adapun postingan di salah satu akun media sosial menyebutkan petani resah lantaran tanaman cabai yang akan dibabat di saat harga cabai tengah meroket hingga 80 ribu rupiah per kilogram. Sehingga akhirnya mereka harus memanen lebih awal.
Situasi ini tentu bukan hal yang mudah. Di satu sisi, para petani menyayangkan karena cabai mereka sebenarnya belum mencapai hasil maksimal. Apalagi momentum harga sedang tinggi menjelang akhir tahun. Namun di sisi lain, pembangunan koperasi dianggap sebagai kebutuhan mendesak untuk mendukung ekonomi desa ke depan.



