
Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Ponorogo dalam beberapa hari terakhir memicu terjadinya tanah longsor di Desa Tempuran, Kecamatan Sawoo. Satu rumah milik warga masih berpotensi tertimpa batu besar akibat kondisi tebing yang labil.
Sekretaris Desa Tempuran, Wisnu, menjelaskan bahwa peristiwa tanah longsor terjadi pada Kamis (23/10/2025) sekitar pukul 14.00 WIB. Longsoran bukan hanya membawa material tanah, tetapi juga batu-batu besar yang menghantam dinding rumah milik Tukijem, warga Dusun Karangrejo RT 1 RW 5, yang tinggal bersama tiga anggota keluarganya.
“Longsor terjadi karena hujan deras selama empat hari berturut-turut. Saluran air di atas rumah Tukijem jebol dan membawa material batu besar hingga menimpa bagian dinding rumah,” terang Wisnu.
Diduga kuat, longsornya tanah tersebut dipicu oleh saluran sungai di atas rumah yang tersumbat sampah, sehingga air meluap dan mengikis tanah di sekitar tebing. Meski kerusakan pada bangunan tidak terlalu parah, ancaman longsor susulan masih sangat tinggi.
“Sekarang di atas rumah masih ada dua batu besar yang berpotensi jatuh. Apalagi hujan belum berhenti dan sudah muncul rembesan air di tembok rumah,” tambahnya.
Tim dari BPBD Ponorogo dan Tagana telah melakukan asesmen di lokasi untuk menilai tingkat risiko dan langkah penanganan lanjutan. Pemerintah desa bersama warga juga tengah berupaya membersihkan sisa material longsoran serta mengantisipasi potensi longsor susulan.
Wisnu mengimbau warga di sekitar lereng agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat curah hujan tinggi.
“Kami harap warga selalu siaga. Jika kondisi hujan lebat, lebih baik sementara waktu mengungsi ke tempat aman,” ujarnya.



