
Harga kelapa diprediksi sulit turun diharga normal. Edi, salah satu pengepul di Desa Ngilo-ilo, Kecamatan Slahung, mengungkapkan bahwa stok kelapa saat ini terbatas lantaran kiriman dari luar pulau tidak ada lagi sejak beberapa bulan terakhir. Saat ini, pasokan hanya mengandalkan kiriman dari wilayah lokal dan daerah tetangga seperti Pacitan. Padahal, kebutuhan akan buah pohon nyiur tersebut cukup tinggi.
Akibatnya, harga kelapa sulit kembali ke kondisi normal, yakni Rp7.000 untuk ukuran kecil, Rp9.000 untuk ukuran sedang, dan Rp12.500 untuk ukuran besar di tingkat pengepul. Sementara itu, di tangan konsumen, harga bisa mencapai di atas Rp15.000 per butir untuk ukuran besar. Padahal, sebelumnya harga tertinggi tidak sampai Rp10.000 per kilogram, bahkan untuk ukuran kecil, tiga butir hanya dihargai Rp10.000.
Lebih lanjut, Edi menjelaskan bahwa permintaan kelapa meningkat tajam seiring banyaknya warga yang menggelar hajatan. “Belum sampai dilempar ke pasar, sudah banyak permintaan dari konsumen untuk hajatan atau mantu,” ujarnya.
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab pasar Ponorogo tidak lagi mendapat kiriman kelapa dari Makassar, Sulawesi, dan Sumatra.