
Serangan hama wereng pada Juli lalu tidak berdampak signifikan terhadap produksi padi di Kabupaten Ponorogo. Data dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispertahankan) mencatat, penurunan produksi tidak sampai satu persen.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dispertahankan, Tri Budi Widodo, menjelaskan dari total luas tanaman padi sekitar 22 ribu hektare, hanya 5 hektare yang mengalami puso atau gagal panen. “Rata-rata petani masih mampu memanen 6 hingga 7 ton per hektare,” ungkapnya.
Tri Budi menambahkan, penurunan produksi padi pada musim panen kali ini tidak hanya disebabkan oleh serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), tetapi juga faktor cuaca. Musim kemarau basah memengaruhi tingkat pencahayaan matahari yang dibutuhkan tanaman.
Menariknya, luas lahan panen padi di Ponorogo justru mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu. Jika sebelumnya hanya sekitar 22 ribu hektare, tahun ini mencapai 24 ribu hektare.