
Sempat viral di media sosial dua anak asal Surabaya yang menitipkan ibu kandungnya ke Griya Lansia di Malang. Dua anak tersebut dihujat netizen karena dituding membuang ibunya.
Setelah video sang ibu yang mengalami kelumpuhan diunggah pihak yayasan dan menyebar luas di media sosial, kedua anak tersebut akhirnya mengambil kembali ibunya dari panti.
Fenomena serupa ternyata juga terjadi di Kabupaten Ponorogo, tepatnya di Panti Duafa Lansia Desa Turi, Kecamatan Jetis. Di tempat ini, banyak lansia yang dititipkan anak-anaknya karena berbagai alasan.
“Sebagian besar alasan mereka menitipkan orang tuanya karena sibuk bekerja, faktor ekonomi, atau memang tidak ada yang sanggup mengurus,” ujar Rama Pilip, pengurus Panti Duafa Lansia.
Rama mengaku pihaknya sebenarnya membuka diri untuk menerima para lansia, namun dengan catatan bahwa panti tersebut bersifat swasta dan berbayar.
“Kami bersedia menerima, tapi karena ini panti swasta, maka jelas berbayar. Namun dalam perjalanannya banyak yang tidak bertanggung jawab. Sudah menitipkan, tapi tidak dijenguk, bahkan pembayaran pun macet,” imbuhnya.
Lebih menyedihkan, kata Rama, ketika ada lansia yang meninggal dunia, pihak keluarga tak kunjung datang meski sudah dihubungi.
“Awalnya dititipkan baik-baik. Tapi pada akhirnya malah ditelantarkan. Bahkan ada yang meninggal, kami sudah beri tahu, tetap saja tak mau datang,” katanya prihatin.
Saat ini, terdapat 11 orang lansia yang dititipkan di panti tersebut. Namun dari jumlah itu, tiga di antaranya terancam akan dipulangkan karena keluarga tak lagi memenuhi kewajiban pembayaran.
“Kalau memang terlantar, tidak punya anak atau keluarga, kami akan bantu dan rawat. Tapi kalau masih ada anak, seharusnya jadi tanggung jawab mereka,” tegas Rama.