
Aktivitas pencari ikan dengan cara menebar jala di Waduk Bendo, Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, mulai menuai keluhan. Para pemancing menganggap kegiatan tersebut merusak ekosistem perikanan dan mengganggu kenyamanan mereka dalam mencari ikan.
Eko, salah satu anggota komunitas Mancing Mania Ponorogo, mengatakan bahwa keberadaan pencari ikan yang menggunakan jala telah menyebabkan jumlah pemancing menurun drastis. Ia menyebut para pemancing merasa dirugikan karena semakin sulit mendapatkan ikan di lokasi yang sering digunakan untuk menebar jala.
“Dengan banyaknya orang yang nyebar jala, pemancing jadi enggan datang. Ikan sudah susah dicari, kalah cepat sama yang pakai jala. Padahal, dulu banyak pemancing dari luar kota yang datang ke Waduk Bendo. Warung makan, persewaan perahu, semua ikut laris,” keluh Eko, Jumat (14/6/2025).
Eko menambahkan bahwa dampaknya terasa tidak hanya bagi para pemancing, tapi juga pelaku usaha di sekitar waduk. Menurutnya, keberadaan pemancing justru bisa memberikan nilai ekonomi tambahan bagi warga sekitar.
“Sekarang mereka pada pindah ke tempat lain karena susah dapat ikan di sini. Sayang banget. Harusnya ada aturan soal penggunaan jala. Misalnya, bikin zona larangan jala atau batasi ukuran jalanya,” tambahnya.
Ia juga menyarankan agar ada upaya pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian ekosistem perikanan dan dampak buruk dari penggunaan jala tebar yang tidak selektif.
“Kita bukan melarang orang cari ikan, tapi tolong juga dipikir dampaknya. Ekosistem rusak, pemancing kabur, yang rugi semua,” pungkasnya.