
Ilustrasi suasan kantin sekolah pada waktu istirahat (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)
Makanan bukan sekadar pengisi perut, tapi juga menentukan masa depan kesehatan anak-anak.
Di sekolah, di mana anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya, kantin menjadi tempat yang paling sering dikunjungi saat waktu istirahat tiba. Sayangnya, pilihan jajanan yang tersedia tak selalu mendukung gaya hidup sehat.
Melihat kondisi ini, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengeluarkan instruksi tegas agar kantin sekolah tidak lagi menjual jajanan dalam kemasan siap santap. Langkah ini diambil sebagai bentuk kepedulian terhadap pola makan dan kesehatan anak sejak usia sekolah.
Instruksi tersebut ditanggapi Ketua Tim Kerja Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga Dinas Kesehatan, Ari Susanti. Dia menjelaskan bahwa edukasi terkait konsumsi makanan sehat sudah dilakukan secara rutin melalui puskesmas.
Namun tantangan tetap ada, terutama dari sisi kebiasaan anak-anak yang lebih tertarik pada produk kemasan, sedangkan jajanan tradisional yang sebenarnya lebih menyehatkan kerap dianggap kurang menarik.
Dengan adanya instruksi bupati, dinilai memperkuat posisi Dinas Kesehatan dalam mengambil tindakan yang lebih luas.
Sebagai langkah awal, sosialisasi akan dilakukan kepada sekolah-sekolah dengan melibatkan guru dan pengelola kantin. Mereka akan diberikan pemahaman terkait pentingnya menyediakan jajanan yang lebih sehat serta menjauhi makanan dan minuman dalam kemasan yang mengandung banyak bahan tambahan.
Nantinya, Dinkes akan menerbitkan surat edaran bupati sebagai tindak lanjut dari instruksi ini.