
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo akan memulai proses verifikasi dan validasi (verval) terhadap 6.500 keluarga yang masuk dalam desil 1 sebagai calon peserta didik Sekolah Rakyat (SR) pada pekan depan. Program ini menyasar anak usia sekolah dari kelas 1 SD hingga kelas 1 SMA yang berpotensi menjadi siswa di sekolah berasrama tersebut.
Surono, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos P3A Ponorogo, menjelaskan bahwa proses verval akan dilakukan oleh 122 pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan 21 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
“Masing-masing petugas akan menyisir 300 hingga 500 keluarga untuk menjaring anak usia sekolah yang siap mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat,” terangnya, Selasa (7/5/2025).
Sesuai target dari Kementerian Sosial (Kemensos), setiap petugas diharapkan minimal dapat menjaring satu anak dari tiap jenjang pendidikan SD hingga SMA. Data hasil penyisiran nantinya akan dikaji kembali oleh Kemensos, khususnya terkait minat dan kesiapan anak untuk bersekolah di lingkungan asrama.
Surono menargetkan proses verval ini selesai pada akhir Mei 2025. Ia memastikan bahwa seluruh calon peserta didik akan diseleksi lagi, mengingat keterbatasan daya tampung di masing-masing rombongan belajar (rombel).
“Seleksi akhir tetap mempertimbangkan minat siswa karena tinggal di asrama membutuhkan kesiapan mental dan komitmen. Maka Kemensos yang akan menentukan siapa yang benar-benar siap,” tegasnya.
Saat ini, para petugas sedang mengikuti pelatihan teknis verifikasi yang diselenggarakan langsung oleh Kemensos melalui platform Zoom. Pelatihan ini bertujuan agar petugas mampu menjelaskan secara langsung kebijakan Sekolah Rakyat rintisan tersebut kepada calon siswa dan keluarganya di lapangan.
Program Sekolah Rakyat ditargetkan mulai beroperasi pada Juli 2025. Oleh karena itu, Dinsos P3A berharap seluruh petugas dapat bekerja cepat, tepat, dan mampu menjangkau seluruh sasaran sesuai tenggat waktu yang ditentukan.