
Gambar ilustrasi
Adanya informasi yang sedang viral terkait tindakan oknum dokter yang melecehkan pasien disikapi serius oleh Dewan Pengurus Komisariat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPK PPNI) Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo.
Arbain, Ketua DPK PPNI RSUA Ponorogo, mengatakan pihaknya ikut prihatin atas kejadian tersebut dan berharap tidak terulang kembali karena mencoreng dunia kesehatan.
Sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi di Kota Reog, pihaknya telah mengeluarkan surat himbauan kepada seluruh anggotanya.
Beberapa poin penting dalam himbauan tersebut antara lain: tetap berhati-hati dalam melakukan tindakan terhadap pasien, melakukan tindakan sesuai dengan SPO, SIRSMA, atau standar yang sejenis, serta dianjurkan untuk menghadirkan pendamping pasien jika melakukan tindakan yang sensitif seperti ECG, pemasangan DK, dan lain-lain.
Selain itu, para perawat diminta untuk menjaga komunikasi dan sikap (attitude) yang baik kepada pasien dan keluarga, serta terus menjaga iman agar tidak mudah tergoda oleh hal-hal negatif.
Dijelaskan bahwa sebenarnya di RSU Aisyiyah sudah lama menerapkan sistem pelayanan sesuai gender, yaitu apabila pasiennya perempuan maka akan ditangani oleh perawat perempuan, begitu pula sebaliknya. Hal ini membuat pasien merasa aman, nyaman, dan lebih leluasa ketika berkonsultasi.
Selain itu, RSUA juga menerapkan budaya kerja yang bertujuan memperkuat keimanan para tenaga kesehatan dan karyawan, antara lain dengan memulai pekerjaan dengan doa bersama, mengaji bersama, serta mewajibkan mengikuti pembinaan rohani secara rutin. (rl/ab)