
Lebaran identik dengan tradisi mudik. Namun, tidak bagi sekitar 900 santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo. Pasalnya, sejak awal Ramadhan hingga Syawal, mereka diwajibkan tetap bermukim di pondok untuk menjalani fase pembelajaran yang lebih intensif.
Sejumlah santri di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mengungkapkan kerinduannya dengan kampung halaman. Mereka rindu orang tua, apalagi tahun ini tidak bisa mudik. Salah satunya diungkapkan Hyuga Sejati Utama, santri asal Tegal, Jawa Tengah. Sesuai aturan pondok, siswa kelas 5 yang tahun ini naik ke kelas 6 tidak diizinkan pulang, melainkan harus bermukim di pondok. Dirinya harus menahan rindu untuk bertemu keluarga, bahkan suasana tempat tinggalnya di Kabupaten Tegal. Namun, kerinduan tersebut akan sedikit terobati saat hari raya Idul Fitri nanti, karena diperbolehkan menghubungi keluarga melalui telepon.
Sementara itu, Ustaz Riza Ashari, Humas PMDG Ponorogo, mengakui ada sekitar 800 hingga 900 santri yang tetap berada di pondok dari awal Ramadhan hingga nanti Lebaran tiba. Ratusan santri yang tidak mudik dan menetap di pondok, yakni siswa kelas 5 yang akan naik ke kelas 6 serta santri kelas 6 yang akan segera lulus. Mereka menjalani masa persiapan khusus untuk menghadapi tanggung jawab yang lebih besar, yakni pembekalan sebelum mereka naik tingkat dan menjadi kakak kelas atau alumni.
Di PMDG, kata Riza, pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga dalam pola kehidupan sehari-hari. Para santri yang tetap bermukim diberikan materi dan latihan kepemimpinan agar siap menjadi teladan bagi adik-adik kelas mereka kelak. Riza menjelaskan, untuk santri kelas 1 hingga 4 diperbolehkan pulang kampung. Namun, kepulangan mereka bukan hanya sekadar liburan. Ada misi khusus yang diemban, yaitu mengaplikasikan ilmu yang didapat di pondok dalam kehidupan masyarakat.