
Tanaman padi di wilayah Babadan banyak terserang organisme pengganggu tanaman (OPT), termasuk jamur, kepinding tanah, dan walang sangit. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengancam produktivitas panen petani.
Suwarni, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan, membenarkan adanya laporan tersebut. “Salah satu serangan yang ditemukan adalah bakteri Xanthomonas,” ujarnya.
Menurut Suwarni, tanaman yang terserang umumnya sudah memasuki fase pengisian bulir. “Sebab tanaman yang terserang ini memang sudah waktunya jebul atau isi, sehingga dampaknya bisa menurunkan produktivitas padi,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa serangan OPT ini terjadi sejak tanaman berusia 30 hari dan semakin parah pada usia 55 hari. “Untuk mengatasi Xanthomonas, harus dilakukan pengendalian dengan penyemprotan pestisida,” katanya.
Masih menurut Suwarni, tingginya curah hujan juga menjadi salah satu faktor meningkatnya serangan OPT di wilayah tersebut. “Jika serangan melibatkan tiga OPT sekaligus, petani harus lebih intensif dalam penggunaan obat-obatan secara bergantian, tetapi juga bisa dicampur sesuai kebutuhan,” pungkasnya.
Petani diharapkan segera mengambil langkah pengendalian agar serangan OPT tidak meluas dan menurunkan hasil panen secara signifikan.