Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo terus berkomitmen menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta prevalensi stunting di wilayahnya. Sebagai bentuk evaluasi, Jumat (24/1/2025), Pemkab melakukan koordinasi dengan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) setempat.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menegaskan pentingnya perhatian khusus terhadap kesehatan ibu dan anak. Ia menyebut penyebab kematian ibu saat melahirkan harus terdeteksi sedini mungkin.
“Saya ingin pendataan ibu hamil dilakukan by name dan by address, sehingga jumlah pasti bisa diketahui. Dengan begitu, program pengawalan kesehatan ibu hamil hingga melahirkan dapat berjalan optimal,” ujar Bupati Sugiri.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya sinergi antara puskesmas, klinik, dan rumah sakit untuk mendampingi ibu selama masa kehamilan hingga melahirkan dengan selamat. “Bersamaan dengan itu, pertumbuhan bayi juga harus dipantau agar terhindar dari stunting,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo, Dyah Ayu Puspaningarti, memaparkan data terbaru terkait AKI, AKB, dan stunting. Pada 2024, tercatat 11 kasus kematian ibu, mengalami peningkatan 3 kasus dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, Dyah menegaskan bahwa tidak semua kematian tersebut disebabkan oleh proses persalinan.
Sementara itu, angka kematian bayi mengalami penurunan dari 124 kasus pada 2023 menjadi 121 kasus pada 2024. Di sisi lain, prevalensi stunting menunjukkan tren positif dengan penurunan dari 9,3 persen pada 2023 menjadi 8 persen pada 2024.
“Keberhasilan penurunan angka stunting ini tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor, mulai dari edukasi hingga peningkatan layanan kesehatan bagi ibu dan anak,” terang Dyah.
Pemkab Ponorogo berharap program kesehatan ini mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama ibu dan anak, sekaligus menjadi langkah nyata untuk mengatasi tantangan kesehatan di daerah tersebut.