Sejumlah peternak sapi di dukuh Purworejo desa Mlarak kecamatan Mlarak Ponorogo hari-hari ini menangis. Bagaimana tidak jika hewan ternaknya tiba-tiba mati mendadak sejak 2 pekan terakhir. Ada dugaan ternak sapi tersebut terserang penyakit mulut dan kuku PMK.
Selain banyak yang mati, ratusan ekor sapi lainnya sakit, dengan ciri-ciri seperti air liur berbusa, pincang, sulit berjalan, tidak mau makan, dan luka lepuh pada lidah serta gusi.
Anis, salah satu warga Dukuh Purworejo, mengungkapkan bahwa sapi yang mati juga milik adiknya. “Ada dua ekor sapi yang mati, sebelumnya anaknya dulu yang mati, baru induknya menyusul. Selain sapi milik adik saya, sapi milik tetangga juga mengalami nasib yang sama,” tutur Anis, Minggu (21/1).
Ia juga menjelaskan bahwa rata-rata sapi yang terkena PMK belum pernah mendapatkan vaksin. “Yang jadi masalah sekarang, bagaimana cara mengubur bangkai sapi. Warga takut mengubur karena khawatir tertular, apalagi kebanyakan juga punya ternak sendiri,” tambahnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Anis akhirnya mendatangkan alat berat guna mengubur bangkai sapi agar tidak menimbulkan bau menyengat. Sementara itu, para peternak hanya bisa pasrah sembari menunggu bantuan dari petugas kesehatan hewan untuk merawat sapi-sapi yang sakit.
Sementara Boiran, kepala desa Mlarak Ponorogo saat dikonfirmasi mengakui ada 4 ekor sapi di desanya yang mati karena dugaan serangan PMK. Dari 107 ekor populasi sapi di wilayahnya 50 persen terserang penyakit yang disebabkan virus tersebut. Pihaknya meyayangkan warganya yang saat ada program vaksin gratis banyak yang menolak.