Jelajah

Lebih Dekat Dengan Aji Condro Purnomo, Lurah Kadipaten Babadan, Sering Diminta Warganya Jadi Cucuk Lampah Pesta Pernikahan

Dibalik wajahnya yang berwibawa, siapa sangka Lurah kadipaten Babadan, Aji condro purnomo menyimpan bakat seni yang luar biasa. disela sela kesibukannya menjadi Lurah, masih bisa menyempatkan diri menjadi cucuk lampah dalam sebuah pesta pernikahan. Cucuk lampah adalah tradisi dalam pernikahan adat Jawa yang melibatkan penari yang melambangkan pemimpin pasukan yang berjalan di barisan terdepan.

Kepada Gema Surya, orang nomor satu di kelurahan Kadipaten ini mengatakan sejak tahun 1988 memang sudah berkecimpung didunia seni. Awalnya dirinya seorang penari kemudian dikenal sebagai cucuk lampah. Hanya saja, setelah menjadi Lurah, dirinya membatasi permintaan karena ingin fokus menjadi seorang pemimpin.

Karenanya hanya mau melayani permintaan warga kadipaten saja itupun jika diluar jam kerja dirinya izin ke kecamatan terlebih dahulu. Bersyukur, pihak kecamatan selalu memotivasi dengan mengijinkan jika ada warga kadipaten yang menginginkannya jadi cucuk lampah di acara pernikahan.

Kegiatan itu dinilai juga sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Dirinya selain cucuk lampah jika sering menyisipi dengan sosialisasi dan edukasi ke warga  melalui geguyonan. Lebih lanjut dikatakan setiap permintaan cucuk lampah dirinya tak pernah menargetkan biaya alias gratis. Awalnya warga yang punya hajatan malu malu ketika minta dirinya jadi cucuk lampah.

Tapi sekarang sudah terbiasa dimana sudah 3 kali mendapatkan permintaan cucuk lampah. Dijelaskan ayahnya juga berdarah seni dimana berdasarkan piagam penghargaan pernah menjadi juara satu lomba mocopat dan lomba dagelan di radio Gema Surya Ponorogo. Harapannya darah seni juga  mengalir ke anak anaknya setidaknya nguri nguri budaya jawa.