Harga Tinggi, Petani Jahe di Banaran Pulung Gagal Panen
Disaat harga jahe tinggi, para petani yang ada di desa Banaran Pulung justru gigit jari. Bagaimana tidak jika tahun ini, petani jahe disana mengalami gagal panen Lamidi salah satu petani sekaligus pedagang jahe, mengungkapkan faktor cuaca yang menjadi penyebab gagal panen.
Disaat tanaman mulai tumbuh tiba tiba panas tinggi yang menyebabkan tanaman akhirnya mati. Padahal harga jahe saat ini mecapai Rp20 hingga Rp22 ribu per kgnya, sedangkan harga normal hanya sekitar Rp16 ribu per kgnya.
Namun begitu sebagai pedagang pihaknya tidak putus asa, tetap berusaha memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi. Dirinya harus terbang ke NTT untuk mencari rempah rempah rasa pedas itu.
Hasilnya memang tidak sama dengan produksi di Banaran tapi setidaknya barangnya ada dan harganya terjangkau. Saat ini kebutuhan jahe cukup tinggi bukan hanya diminati pasar lokal namun juga ekspor seperti ke Pakistan dan Bangladesh.
Fenomena gagal panen tanaman jahe ini, bukan hanya terjadi di wilayah Ponorogo saja melainkan juga daerah sekitar Pacitan, Wonogiri maupun Trenggalek. Biasanya barang dari wilayah tersebut dikirim dan dikumpulkan di Banaran Pulung namun tahun ini zonk.