Jelajah

Harga Kopi Naik 2 Kali Lipat, Petani di Desa Talun Ngebel Sumringah

Situasi kontras terjadi di dua desa di Ponorogo. Di saat petani tomat di Pudak Kulon merana akibat harga jual tomat yang anjlok, petani kopi di Desa Talun Ngebel tengah bersuka cita lantaran harga kopi yang melonjak tajam.

Sejak dua bulan terakhir, harga kopi di Desa Talun Ngebel mengalami kenaikan signifikan. Untuk jenis arabika saja, harga biji kopi siap goreng melonjak dari Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per kilogram.

Warato, Kepala Desa Talun Ngebel, menyebut harga tersebut berlaku untuk biji kopi siap goreng dengan masa petik yang lama.

“Untuk yang sudah diproses menjadi bubuk kopi siap seduh, harganya lebih mahal lagi,” ujar Warato.

Warato juga menambahkan, pihaknya selalu menyarankan petani untuk tidak menjual biji kopi dalam bentuk mentah ke luar desa, melainkan sudah diproses menjadi bubuk kopi.

“Sejak tujuh tahun terakhir, UMKM di Dukuh Krajan dan Serayu telah memproses biji kopi mentah menjadi bubuk kopi. Hanya saja, untuk menjaga kualitas, produksinya masih berdasarkan pesanan,” jelasnya.

Kopi Talun Ngebel juga dipromosikan pada berbagai acara. Saat perayaan Grebeg Suro, kopi Talun Ngebel dijual di stand pameran di Alun-Alun Ponorogo dan setiap akhir pekan di objek wisata Telaga Ngebel. Di wilayahnya, sekitar 70 persen warganya menanam kopi dengan sistem tumpang sari. Selain kopi, saat ini juga mulai dikembangkan tanaman tembakau.