LPG 3 Kg Langka, Konsumen Mulai Beralih ke Bahan Bakar Arang
Kesulitan dalam mendapatkan gas LPG 3 kg atau yang biasa disebut “gas melon” telah mendorong peningkatan penjualan arang kayu di Desa Biting Badegan, Ponorogo. Kepala Desa Biting Badegan, Bambang Warsito, mengungkapkan bahwa konsumen yang sebelumnya menggunakan gas LPG 3 kg kini mulai beralih ke bahan bakar arang. Permintaan arang kayu meningkat tajam, naik sekitar 30 hingga 40 persen.
“Di wilayah kami, terutama di dua RT di Dukuh Brangkal, produksi arang kayu sedang meningkat karena permintaan yang terus naik. Harga arang kayu juga melonjak hingga 50 persen dibandingkan sebelumnya,” kata Bambang Warsito.
Menjelang Idul Adha, permintaan bahan bakar arang diperkirakan akan terus meningkat. Banyak pesanan datang tidak hanya dari warga lokal, tetapi juga dari luar daerah. Bambang menjelaskan bahwa usaha produksi arang di wilayahnya merupakan usaha sampingan warga yang telah berlangsung secara turun-temurun. Warga memanfaatkan kayu sisa dari hutan maupun kebun rumah mereka untuk produksi arang.
“Kayu yang paling bagus dan banyak diburu adalah kayu asem karena cepat panas tapi awet,” tambah Bambang Warsito.
Produksi arang kayu di Desa Biting Badegan memberikan dampak ekonomi positif bagi warga setempat, terutama di tengah sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kg. Selain itu, usaha ini membantu warga memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitar mereka dengan cara yang berkelanjutan.