AdvertorialJelajah

SMP Negeri 4 Ponorogo Raih Gelar Sekolah Adiwiyata Provinsi Jawa Timur

Tak sia-sia kerja keras SMP Negeri 4, dalam upaya meraih gelar Sekolah Adiwiyata. Sekolah yang ada di Jalan Jend. Sudirman itu, akhirnya mendapatkan predikat Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Timur.

“Jadi hari Senin tanggal 4 September itu, kami mendapatkan undangan dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur, jadi kami berangkat dari sekolah itu berenam, kami ke sana kemudian Senin pagi kami menghadiri di Yon Armed 1 Singosari Malang. Itu bertepatan dengan hari lingkungan hidup sedunia sekaligus pemberian penghargaan pada sekolah adiwiyata, di sana dihadiri oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa,” kata Winarti, Kepala Sekolah SMPN 4 Ponorogo.

Kepada Gema Surya, Winarti mengaku sangat bangga dan bersyukur  dimana capaian itu berkat kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas keluarga besar sekolah dimana mampu melakukan inovasi dan terobosan meski memiliki sedikit lahan.

Penyerahan piagam penghargaan oleh Kadinas LH Provinsi Jatim
Penyerahan piagam penghargaan oleh Kadinas LH Provinsi Jatim (Dok. SMPN 4 Ponorogo)

Menurutnya, adiwiyata merupakan rangkaian pembentukan rasa kepedulian siswa maupun warga sekolah terhadap lingkungan.

“Dimulai dari hal-hal kecil, yang bisa kami lakukan, mulai dari misalnya sampah, sampah itu harus kami masukkan ke dalam sampah yang tersedia. Sampah organik, non organik,” katanya.

Pihaknya juga rajin mengkampanyekan pentingnya menjaga lingkungan kepada masyarakat, salah satunya dengan menyebar poster atau gambar yang berisi pesan penghijauan bumi lewat media sosial.

Luar biasanya lagi, adiwiyata di sekolahnya juga diimplementasikan pada semua mata pelajaran. Siswa memanfaatkan lahan yang ada dengan sistem pot.

Misalnya ditanami sawi, daun suruh, dan lidah buaya. Hebatnya semua tanaman itu diolah, seperti daun suruh untuk sabun cuci tangan dan lidah buaya dibuat permen.

Sementara Kuat S.Pd, Waka Kurikulum SMPN 4 Ponorogo menambahkan, sekolahnya juga kreatif mengolah sampah. Selain itu juga membangun  kesadaran kepada para pelajar mengkonsumsi makan dan minuman yang sehat.

Salah satunya melalui kafe edukasi dengan menjual produk alami. Lebih lanjut dikatakan dalam penilaian oleh provinsi, sekolah telah mempersiapkan sedemikian rupa.

“Verifikasinya secara online, jadi dua kali berpikir memang kita,” pungkasnya. (rl/ab)