Jelajah

Pohon Kurma di Pomahan Pulung Panen, Diburu Ratusan Pejuang Garis Dua

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Itulah yang dipegang teguh oleh Wahyu, warga Pomahan Pulung Ponorogo, ketika  pohon kurmanya berbuah selalu disedekahkan untuk para pejuang garis dua. Jika dihitung, sudah 6 kali panen dimana setiap panen dibagikan cuma-cuma untuk pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan.

Kepada gema surya, Wahyu mengatakan, jika panen kali memberikan sekitar 300 lebih pasangan dimana satu orang mendapatkan 7 butir kurma. Kebetulan panen bulan Februari ini sangat melimpah, yakni sekitar 4 tandan. Pihaknya sengaja mempostingnya lewat media sosial khususnya FB sehingga yang datang bukan hanya warga lokal Ponorogo melainkan dari luar daerah.

Dijelaskan jika membagikan buah kurma muda gratis karena dirinya paham bagaimana pasangan suami istri ingin punya anak. Ibunya sendiri, menunggu kehadirannya di dunia setelah 11 tahun pernikahan. Adapun awalnya tak sengaja menanam kurma di halaman, sebab tumbuh sendiri sejak tahun 1996. 

Diakui jika saat itu ibunya yang bekerja di Arab pulang membawa oleh-oleh kurma. Setelah dimakan, bijinya kemudian dibuang begitu saja di samping halaman rumah. 2 tahun kemudian ternyata biji tersebut tumbuh menjadi pohon hingga sekarang. 

Tahun 2012 lalu mulai berbuah meski belum maksimal. Sejak 6 tahun terakhir,  pohon kurma tumbuh dengan baik lantaran setiap tahun panen. Awalnya sempat dibully, karena banyak yang menganggap pohon kurma yang tumbuh di pekarangan rumahnya itu bukan kurma tapi kolang-kaling.