Belum Pulih Usaha Pemerahan Susu di Pudak, Pasca PMK
Awan gelap masih menyelimuti kalangan peternak sapi perah di kecamatan Pudak. Bagaimana tidak, meski serangan penyakit mulut dan kuku ( PMK ) sudah tidak seganas sebelumnya, namun pendapatan mereka dari usaha pemerahan susu masih belum pulih.
Seperti dikatakan Erwan Santoso, kepala desa krisik, hingga saat ini produksi susu masih jauh dari harapan. Bila sebelum pandemi PMK, rata-rata dari seekor sapi bisa menghasilkan 15-20 liter, kini turun drastis maksimal hanya 10 liter saja.
Selain produksi susu yang anjlok, ternak-ternak yang sempat terserang PMK, gampang jatuh sakit. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan para peternak diantaranya dengan pemberian vaksin, pengobatan maupun pemberian vitamin.
Dijelaskan oleh Erwan Santoso, dari hasil penelitian oleh tim dari Universitas Gajah Mada, penyebab tidak segera pulihnya usaha peternakan di Pudak, karena memang serangan PMK sangat ganas. Organ dalam sapi-sapi yang diteliti, gampang hancur.
Sementara populasi sapi perah di Krisik, dari semula sekitar 1250 ekor, kini tinggal 1000 an ekor.