Kerajinan sangkar burung didesa Ketonggo Bungkal masih terpukul pandemi . Hingga saat ini usaha mereka masih lesu darah . Akibatnya banyak pengusaha yang beralih ke profesi lain padahal sebelumnya jadi penghasilan utama . Panut sekretaris desa Ketonggo mengatakan permintaan pasar turun drastis .
Dulunya ada pengepul yang siap memasarkan hasil produksi ke berbagai daerah di Indonesia . Bahkan sampai kewalahan memenuhi pasar luar daerah seperti Solo , Madiun dan Jakarta . Saat ini pengrajin akhirnya memasarkan sendiri hasil produksi tanpa pengepul . Namun begitu para pengrajin, tetap mempertahankan usahanya dengan mengurangi produksi hingga 50 prosen . Permintaan turun karena persaingan usaha .
Kondisi tersebut dibenarkan Narji, salah satu pengrajin dimana penurunannya 50 prosen lebih . Dulu satu kali produksi bisa mencapai 200 sangkar kini tinggal separonya saja . Itupun order tidak pasti sehingga akhirnya usaha tersebut sekarang sampingan , padahal dulunya andalan .
Selain faktor persaingan usaha dimana permintaan dari luar daerah seperti Jawa Tengah sepi, juga harga bahan baku mahal .
