Keberadaan limbah kotoran sapi perah di aliran sungai wilayah Sooko, semakin mengkawatirkan. Pantauan pemerhati lingkungan, Pujiana, melaporkan jika tletong tersebut juga sudah mencemari lahan pertanian milik petani setempat. Kalau kondisi ini tidak segera ditangani, mengancam kesehatan lingkungan. Berbagai sosialisasi dan edukasi kepada para peternak, sebenarnya sering dilakukan namun kurang mendapat perhatian. Mereka masih malas mengolah kotoran sapi tersebut untuk pupuk, sehingga langsung membuangnya ke sungai.
Ketua Komunitas nelayan air darat ini mengaku sudah menyusuri sungai dari Pletuk, jembatan Sombro, sudah terjadi pendangkalan sungai dimana penuh dengan sampah dan limbah kotoran sapi begitu juga di embung ataupun kedung. Kemudian pihaknya bergeser ke lahan pertanian, tanahnya juga sudah penuh kotoran sapi sehingga bisa mengancam produktifitas tanaman. Sebenarnya kotoran tersebut sangat bagus untuk pupuk hanya saja harus diolah agar dapat difermentasi. Kalau tanpa pengolahan justru akan membuat tanaman mati.
