
Tanah ambles memutus akses jalan penghubung dua lingkungan di Dukuh Bareng, Desa Bareng, Kecamatan Pudak, Ponorogo. Dua lingkungan tersebut adalah Jambean dan Brangkasan, di mana warga di dua RT itu kini harus mencari jalur alternatif lain.
Amblesnya tanah sedalam 2 hingga 3 meter itu juga merusak saluran air PAM Simas serta mengancam satu rumah warga dan lahan pertanian apabila terjadi longsor susulan. Kepala Desa Bareng, Pudak, Yahudi, saat dikonfirmasi mengatakan amblesnya jalan terjadi akibat pergerakan tanah yang menimbulkan retakan di lokasi.
“Awalnya muncul retakan-retakan kecil. Semakin hari retakannya makin lebar hingga akhirnya tanah ambles ke bawah sekitar 2 sampai 3 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Untuk keselamatan warga, jalan tersebut kami tutup sementara,” jelas Yahudi.
Ia menambahkan bahwa pihak desa telah melaporkan kejadian tanah gerak itu kepada pihak-pihak terkait, dan unsur Muspika sudah mengecek lokasi. Dijelaskan pula bahwa tanah gerak di wilayah tersebut sebenarnya sudah lama terjadi, bahkan beberapa warga yang dulu sempat membangun rumah di sekitar lokasi memilih pindah ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu, Karwo, warga Dukuh Bareng, sempat merekam detik-detik pergerakan tanah yang menyebabkan retakan dan amblesnya jalan penghubung dua RT tersebut pada Jumat siang, 21 November 2025.
“Yang kami khawatirkan kalau nanti terjadi longsor besar, soalnya di situ ada lahan pertanian warga dan satu rumah penduduk. Sekarang aliran air mati karena pipa yang berada di bawah jalan rusak terkena tanah ambles. Harapannya segera ada penanganan dari pihak terkait,” terang Karwo.



