
Gerimis hujan mengiringi pementasan kolaborasi antara Teater Tuwuh dan Orkestra dari Pondok Pesantren Darul Falah Sukorejo Ponorogo dalam perayaan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo ke-529, Senin malam, 4 Agustus 2025. Meski cuaca tak bersahabat, penampilan mereka tetap memukau warga yang memadati Panggung Utama Alun-Alun Ponorogo.
Awalnya, hanya segelintir orang yang menonton. Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak warga yang berkumpul untuk menikmati sajian hiburan yang menggabungkan unsur teater dan musik orkestra. Pertunjukan ini membawakan narasi sejarah kelahiran Ponorogo dalam balutan musikal dan teatrikal yang menyentuh.
Wakil Ketua DPRD Ponorogo, Pamuji, yang turut hadir menyaksikan, mengapresiasi pertunjukan yang digelar di malam kedua perayaan hari jadi tersebut.
“Acara malam ini tidak kalah menarik. Teatrikal Babad Ponorogo yang dibawakan sangat menyentuh dan punya kedalaman budaya,” ujar Pamuji.
Menurutnya, rangkaian Hari Jadi Ponorogo ke-529 memang dirancang tidak hanya sekadar meriah, tetapi juga mengangkat nilai-nilai kultural dan religius yang ada di tengah masyarakat.
“Ini membuktikan bahwa hiburan tidak harus selalu glamor, tapi bisa juga menggugah dan menghidupkan kembali akar-akar budaya kita,” tambahnya.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Darul Falah, Riza Arif Ahmadi, menyebut kolaborasi ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi para santrinya.
“Ponpes Darul Falah dipercaya untuk tampil dalam rangkaian Hari Jadi ke-529 ini, dan itu kami syukuri. Apalagi kolaborasinya dengan teman-teman dari Teater Tuwuh. Ini pengalaman baru bagi santri kami,” ucapnya.
Menurutnya, selain fokus pada kegiatan keagamaan, pesantren juga memberi ruang untuk santri mengembangkan potensi di bidang seni dan musik.
“Kami selalu fasilitasi minat dan bakat santri. Termasuk lewat orkestra ini yang kami mulai sejak masa Covid-19. Santri diajarkan dari nol, dan sekarang bisa tampil di panggung besar,” tutur pria yang akrab disapa Gus Riza.
Ia berharap orkestra pesantren tersebut bisa terus berkembang dan tampil di berbagai panggung lainnya.
“Semoga ke depan bisa kami bawa ke event-event lain, agar makin banyak yang tahu bahwa pesantren juga bisa berkontribusi lewat seni,” pungkasnya.