
MPLS tidak semuanya masuk, menjadikan SR Ponorogo belum mencapai kuota maksimal meski telah dimulai. (Gema Surya/Yudi)
Jumlah peserta didik di Sekolah Rakyat (SR) Rintisan Ponorogo belum mencapai kuota maksimal meskipun kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) telah dimulai. Dari total target 125 siswa, baru 119 anak yang tercatat aktif mengikuti MPLS.
Kepala SR Rintisan Ponorogo, Devit Tri Candrawati, menyebut ada beberapa siswa dari jenjang SD dan SMP yang mengundurkan diri jelang dimulainya MPLS.
“Alasannya sebagian besar karena orang tua belum sepenuhnya siap melepas anak-anak mereka untuk tinggal di asrama,” ujar Devit.
SR Rintisan Ponorogo merupakan lembaga pendidikan dengan sistem asrama yang menampung siswa dari jenjang SD hingga SMA. Seluruh pembelajaran dan fasilitas diberikan secara gratis, menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu yang sebelumnya kesulitan mengakses pendidikan formal karena kendala biaya.
Devit menambahkan, pihak sekolah masih membuka peluang bagi calon siswa baru untuk mengisi kekosongan kuota. Bahkan, selama pelaksanaan MPLS masih berlangsung, ada siswa baru yang datang dan langsung diperkenalkan dengan lingkungan sekolah serta asrama.
Dengan sistem yang terintegrasi dan fokus pada pemberdayaan anak-anak dari latar belakang ekonomi lemah, SR Rintisan Ponorogo diharapkan mampu menjadi solusi konkret dalam pemerataan akses pendidikan di Bumi Reyog. (yd/aj)