
Pemerintah Kabupaten Ponorogo terlihat sangat serius untuk proyek penataan wisata religi di sekitar Makam Batoro Katong. (Gema Surya/Yudi)
Pemerintah Kabupaten Ponorogo tengah merancang penataan kawasan wisata religi di sekitar Makam Batoro Katong, yang berada di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan. Proyek revitalisasi ini mengusung konsep tempo dulu, namun tetap menjaga keaslian bangunan utama makam yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, penataan ini tidak hanya fokus pada area makam, melainkan juga menyasar berbagai aspek pendukung lainnya seperti permukiman warga, perbaikan akses jalan, sistem drainase, hingga pengelolaan sampah. Bahkan, akses darurat untuk antisipasi bencana seperti kebakaran juga akan disiapkan.
“Kami ingin menciptakan kawasan wisata religi yang nyaman, tertib, dan tetap menjaga nilai-nilai sejarah. Ini bagian dari ikhtiar bersama agar Ponorogo makin dikenal sekaligus mendongkrak ekonomi masyarakat,” ujar Bupati Sugiri Sancoko.
Untuk merealisasikan proyek ini, Pemkab Ponorogo menggandeng sejumlah pihak, mulai dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, DPR RI, hingga kementerian di tingkat pusat. Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri, menargetkan pengerjaan fisik bisa dimulai pada tahun 2026.
Revitalisasi ini juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi warga sekitar, salah satunya melalui pengembangan pusat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sepanjang jalur menuju kompleks makam.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur, I Nyoman Gunadi, mengungkapkan bahwa saat ini proses penyusunan dokumen proyek seperti master plan dan Detail Engineering Design (DED) tengah berlangsung.
“Kami berharap pengerjaan fisik dapat dimulai tahun 2026. Dengan sinergi lintas pemerintah, kami optimis proyek ini akan tuntas dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat Ponorogo,” jelas I Nyoman.
Revitalisasi kawasan Makam Bathoro Katong ini diharapkan tidak hanya memperkuat identitas budaya Ponorogo, namun juga menjadi magnet baru bagi wisatawan religi yang berkunjung ke Bumi Reog. (yd/aj/ab)