
Hawa dingin atau bediding yang melanda Ponorogo dalam beberapa hari terakhir memicu kambuhnya penyakit alergi di kalangan masyarakat. Sejumlah apotek mencatat kenaikan permintaan obat alergi sebesar 10 hingga 15 persen.
Gejala yang paling banyak dikeluhkan antara lain gatal-gatal di kulit, batuk kering, pilek, hingga kambuhnya asma. Arif Nasruhan, pemilik apotek di kawasan Kota Reog, menyebut cuaca dingin disertai angin menjadi pemicu utama kambuhnya alergi pada masyarakat.
“Cuaca dingin di Ponorogo sekarang ini disertai angin yang cukup kencang. Itu memicu alergi, terutama bagi yang tubuhnya tidak terlalu kuat. Akhirnya banyak yang datang ke apotek mengeluh gatal-gatal, batuk, asma, bahkan radang tenggorokan,” ungkap Arif yang juga Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Ponorogo, Senin (21/7/2025).
Ia menambahkan, debu yang terbawa angin sering kali membawa berbagai mikroorganisme seperti kuman, bakteri, virus, dan bahkan jamur tertentu yang dapat memperburuk kondisi tubuh yang sensitif.
Meski begitu, Arif mengimbau masyarakat untuk tidak langsung mengandalkan obat-obatan saat mengalami alergi. “Obat itu sebaiknya jadi pilihan terakhir. Pencegahan jauh lebih penting,” tegasnya.
Menurutnya, masyarakat bisa mencegah gejala alergi dengan menjaga kehangatan tubuh.
“Pakai pakaian tebal, jaket, penutup leher dan telinga, bahkan kaos kaki kalau perlu. Mengoleskan minyak seperti kayu putih atau minyak telon di bagian tubuh tertentu juga sangat dianjurkan,” tuturnya.
Namun, jika alergi sudah terlalu mengganggu dan tidak membaik meski sudah dicegah, masyarakat disarankan segera berkonsultasi ke apotek atau dokter terdekat.