
Menjelang perayaan Grebeg Suro 2025, permintaan terhadap pakaian khas Ponorogo, terutama Penadhon wanita atau Dhonta, melonjak tajam.
Sejumlah pengusaha pernak-pernik dan aksesoris Reog mengaku kewalahan melayani pesanan dari berbagai kalangan, terutama aparatur sipil negara (ASN) yang diwajibkan mengenakan pakaian khas dalam berbagai agenda resmi Grebeg Suro.
Widi, salah satu pengusaha perajin pakaian adat asal Keniten, mengungkapkan bahwa hingga pertengahan Juni ini, ia telah menjual lebih dari 50 setel Dhonta. Meski demikian, jumlah tersebut belum mampu memenuhi seluruh permintaan.
“Sejak awal bulan, pesanan terus masuk. Saya sampai kewalahan. Sekarang yang mau beli harus inden dulu, tinggalkan ukuran baju dan nomor HP, nanti kami hubungi kalau sudah jadi,” ujar Widi, Senin (16/6/2025).
Menurutnya, lonjakan permintaan terutama datang dari kalangan ASN perempuan yang belum memiliki pakaian Dhonta. Sejak tahun lalu, karyawati Pemkab Ponorogo memang sudah diwajibkan mengenakan pakaian Dhonta dalam sejumlah acara Grebeg Suro, agar selaras dengan para pria yang memakai Penadhon.
“Kalau dulu-dulu masih bebas, sekarang hampir semua instansi mewajibkan pakai baju khas ini. Jadi ya ramai sekali yang cari,” tambahnya.
Widi menyebutkan, harga satu setel Dhonta dibanderol Rp220 ribu. Selain pakaian Dhonta, kaos bertema Grebeg Suro juga turut menjadi buruan masyarakat.