
Destana Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, masih memantau pergerakan tanah di RT 2 RW 3 Njoso, Dukuh Tugunongko, desa setempat.
Kepala Desa Tugurejo, Siswanto, mengatakan bahwa meskipun pergerakannya kini mulai berskala kecil, tetap harus diawasi. Pasalnya, sekitar 1,5 hingga 2 km dari lokasi tanah gerak terdapat lahan pertanian dan tanaman pinus milik Perhutani. Setiap harinya, warga sekitar beraktivitas di lokasi tersebut, baik untuk bercocok tanam maupun menyadap getah pinus.
Jika terjadi longsor, dikhawatirkan akan mengancam bahkan menimbun lahan pertanian dan kawasan milik Perhutani. Pergerakan tanah yang mulai berkurang diduga karena faktor cuaca, di mana intensitas hujan mulai menurun.
Sebelumnya, menurut pernyataan Siswanto, belasan kepala keluarga di RT 2 RW 3 Njoso, Dukuh Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, merasa resah. Hal ini disebabkan oleh kemunculan retakan di wilayah mereka akibat tanah gerak.
Pergerakan tanah tersebut terpantau pada Rabu, 27 Mei 2025, dengan lokasi retakan berdekatan dengan titik tanah retak pada tahun 2021 lalu. Panjang pergerakan tanah mencapai sekitar 60 meter dengan lebar retakan bervariasi antara 10 hingga 20 cm. Bahkan, di beberapa titik, tanah terpantau ambles sedalam 25 cm hingga 1 meter.
Tercatat ada sekitar 14 kepala keluarga atau 26 jiwa yang tinggal di dekat lokasi tanah retak.