Skip to content
Gema Surya FM

Gema Surya FM

Inspiratif, Akurat

Berita Terkini

  • Rumah Bumil Ponorogo Akan Dipasang Bendera Warna-warni, Ini Tujuannya
  • 8 Jamaah Haji Masuk Cadangan Belum Dapat Kloter, Ini Penjelasan Kemenag Ponorogo
  • Polisi Periksa 8 Saksi Terkait Remaja yang Meninggal Saat Latihan Pencak Silat
  • Bentuk Kelurahan Tangguh Bencana, Lurah Paju Ajak Masyarakat Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Alam
  • Kebakaran Dapur di Jalan Sekar Putih Tonatan Ponorogo, Bersumber dari Kompor Wos
Primary Menu
  • Home
  • Station Info
    • Profile
    • Data Teknik
    • Tarif Iklan
  • News
  • Podcast
  • Live Stream
  • Kontak
ON AIR
  • Home
  • 2025
  • Mei
  • 22
  • Kemarau Tapi Hujan, Tanaman Padi yang Roboh Saat Panen Akhirnya Dijual dengan Sistem Tebas
  • Headline
  • Jelajah

Kemarau Tapi Hujan, Tanaman Padi yang Roboh Saat Panen Akhirnya Dijual dengan Sistem Tebas

Gema Surya FM Kamis 22 Mei 2025 | 11:51 WIB
ambruk

Kemarau namun masih ada hujan berdampak pada hasil pertanian khususnya tanaman padi yang ada di Ponorogo. Bagi petani yang masa panennya akhir  diprediksi banyak yang mengalami kerugian.

Seperti disampaikan Suwarni, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Ponorogo.

“Banyak tanaman padi yang ambruk karena hujan disertai angin kencang yang terjadi sepanjang bulan Mei,” ujar Suwarni, Kamis (22/5).

Akibatnya, banyak petani terpaksa menjual padinya secara ditebas atau diborong dengan harga di bawah standar. Ia menjelaskan, jika biasanya satu kotak sawah yang menghasilkan satu ton gabah bisa dijual hingga Rp9 juta, kini hanya dihargai sekitar Rp6 juta hingga Rp7 juta sesuai kesepakatan antara petani dan pedagang.

“Selain itu, untuk yang tetap panen menggunakan mesin combi, biayanya jadi lebih mahal karena posisi padi yang roboh membuat proses panen lebih sulit,” imbuhnya.

Kondisi ini banyak ditemukan di wilayah Babadan dan Sukorejo, di mana padi baru memasuki masa panen pada akhir musim tanam.

“Normalnya, musim kemarau sudah masuk sejak April lalu. Tapi hingga pertengahan Mei ini, hujan masih sering turun dan intensitasnya juga cukup tinggi,” jelas Suwarni.

Bagikan :
        

Continue Reading

Previous: DLH Ponorogo Siap Tambah 10 Bak Container Sampah
Next: Kebakaran Dapur di Jalan Sekar Putih Tonatan Ponorogo, Bersumber dari Kompor Wos

Related Stories

Gebrakan terus dilakukan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo. Kali ini yang mendapat perhatian adalah ibu hamil. (Gema Surya/Yudi)
  • Jelajah

Rumah Bumil Ponorogo Akan Dipasang Bendera Warna-warni, Ini Tujuannya

Gema Surya FM Kamis 22 Mei 2025 | 14:41 WIB
Marjuni, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Ponorogo, menjelaskan calon jamaah haji ada yang belum dapat kloter. (Gema Surya/Yudi)
  • Headline
  • Jelajah

8 Jamaah Haji Masuk Cadangan Belum Dapat Kloter, Ini Penjelasan Kemenag Ponorogo

Gema Surya FM Kamis 22 Mei 2025 | 14:29 WIB
AKP Rudy Hidajanto, Kasat Reskrim Polres Ponorogo (tengah), dalam keterangannya kepada wartawan terkait kasus remaja yang meninggal saat latihan pencal silat. (Gema Surya/Yudi)
  • Headline
  • Jelajah

Polisi Periksa 8 Saksi Terkait Remaja yang Meninggal Saat Latihan Pencak Silat

Gema Surya FM Kamis 22 Mei 2025 | 14:21 WIB

Dengarkan siaran Gema Surya FM melalui live streaming dan simak berita-berita terkini Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya
  • Profile
  • News
  • Tarif Iklan
  • Live Streaming
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Babadan
  • Badegan
  • Balong
  • Bungkal
  • Jambon
  • Jenangan
  • Jetis
  • Mlarak
  • Kauman
  • Ngebel
  • Ngrayun
  • Ponorogo
  • Pulung
  • Sambit
  • Sawoo
  • Sampung
  • Siman
  • Slahung
  • Sooko
  • Sukorejo
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.