
Langkah tegas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo dalam menutup sejumlah warung remang-remang yang diduga menjadi tempat praktik prostitusi terselubung mendapat dukungan penuh dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo. Apalagi, dari hasil skrining kesehatan, belasan penjaga warung diketahui positif HIV.
Ketua PDM Ponorogo, Muh. Syafrudin, menyatakan keprihatinannya terhadap maraknya warung remang-remang yang disalahgunakan. Ia mendukung penuh upaya penertiban tersebut, namun berharap tidak berhenti hanya pada penutupan.
“Kami sangat prihatin dengan temuan ini. Pemerintah sudah tepat mengambil langkah tegas, tapi jangan berhenti di penutupan saja. Harus ada langkah lanjutan seperti skrining kesehatan secara berkala terhadap kelompok rentan penularan HIV/AIDS,” tegas Syafrudin, Senin (19/5).
Ia juga mengusulkan agar upaya pencegahan menyasar lebih luas, termasuk tempat hiburan malam, warung kopi, dan kafe yang berpotensi disalahgunakan untuk praktik serupa.
“Bisa jadi penyebaran virus sudah meluas. Maka akan lebih baik jika penanganannya juga menyasar tempat-tempat lain yang berisiko tinggi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Syafrudin mengajak masyarakat untuk turut serta dalam pengawasan dan pelaporan bila menemukan indikasi aktivitas prostitusi di lingkungan sekitarnya.
“Partisipasi masyarakat sangat penting untuk mendukung penegakan perda dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi kita semua,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemkab Ponorogo menutup warung yang terindikasi praktik prostitusi di kawasan Demangan, Siman, serta di Pasar Janti, Ngrupit, Jenangan. Selain itu, dilakukan pula skrining kesehatan terhadap para penjaga warung di lokasi tersebut, serta di wilayah lain seperti Babadan dan Sukorejo.
Dari 191 pekerja warung remang-remang dan tempat hiburan malam yang diperiksa, 24 orang dinyatakan terindikasi positif HIV. Pemerintah daerah pun berencana untuk memperluas jangkauan pemeriksaan dan terus melakukan upaya preventif demi menekan angka penyebaran HIV/AIDS di Ponorogo.